Jika Anda pengguna ponsel pintar, kemungkinan besar perangkat Anda menjalankan sistem operasi iOS atau Android. Dua sistem operasi ini secara dominan menguasai pasar, menjangkau lebih dari 99% ponsel di seluruh dunia. Selain itu, di Amerika Serikat, beberapa perusahaan raksasa seperti Apple dan Samsung memproduksi sebagian besar perangkat, sementara perusahaan seperti Motorola/Lenovo tertinggal di belakang. Pesaing besar lainnya, termasuk Google, terus berjuang untuk mendapatkan sisa pasar yang ada.
Salah satu alasan utama mengapa Apple dan Google berhasil merajai pasar adalah dukungan aplikasi yang kuat. App Store Apple dan Google Play Store menawarkan beragam aplikasi yang luas dengan dukungan dari pengembang yang menjadikan mereka pilihan utama di benak pengguna. Sayangnya, situasi ini tidak pernah terwujud untuk Windows Phone, yang diluncurkan oleh Microsoft pada tahun 2010. Ketika Windows Phone muncul, iOS dan Android telah mapan dengan toko aplikasi yang sudah berkembang dan basis pelanggan yang solid, membuat daya tarik Windows Phone terbatasi.
Komplikasi muncul karena banyak pengembang yang ragu untuk menginvestasikan sumber daya mereka dalam mengembangkan aplikasi untuk platform yang memiliki pangsa pasar yang kecil. Ini menciptakan situasi yang sulit bagi Microsoft dan menjadi salah satu alasan utama kegagalan Windows Phone. Meskipun awalnya Microsoft terutama dikenal sebagai raja di sektor komputer, peluncuran Windows Phone merupakan upaya mereka untuk memperluas ekosistem mereka. Dukungan dari produsen besar seperti Nokia memberikan harapan, tetapi strategi yang kurang tepat pada akhirnya membuat segalanya berantakan.
Pasar ponsel pintar pada saat itu memberikan pilihan yang lebih beragam dibandingkan sekarang. Namun, dengan semakin dominannya Android dan iOS, perusahaan-perusahaan seperti Amazon juga mencoba mewujudkan mimpi mereka dalam segmen tersebut namun berakhir gagal. Microsoft, dengan reputasinya yang mapan, ingin memperluas kekuasaannya dengan Windows Phone, tetapi mereka datang agak terlambat ke pesta yang sudah diset.
Keputusan Microsoft untuk mengakuisisi Nokia diharapkan dapat memberikan keunggulan di pasar hardware, tetapi sinergi yang diharapkan justru tidak terwujud. Nokia, yang dikenal dengan perangkat berkualitas untuk pasar menengah ke bawah, mempersembahkan tantangan baru bagi Microsoft. Pertikaian internal antara visi Microsoft yang ingin bersaing langsung dengan Apple dan karakteristik Nokia yang lebih berfokus pada efisiensi dan daya tahan perangkat sangat mengganggu jalur pengembangan Windows Phone.
Dalam sebuah wawancara, Bill Gates mengakui bahwa kegagalan Windows Phone sangat terkait dengan mismanajemen yang terjadi di dalam perusahaan. Dia menyebutkan bahwa ada peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menjadikan Microsoft sebagai pesaing utama Android. Keterbatasan jumlah aplikasi yang ada di Windows Phone berkontribusi pada kegagalan tersebut, karena di pasar yang didominasi oleh satu atau dua penyedia, konsumen cenderung memilih platform yang lebih mapan.
CEO Microsoft saat ini, Satya Nadella, juga mengungkapkan pen后literan kesedihan atas keputusan yang diambilnya. Meskipun Windows Phone dihentikan, dia percaya bahwa ada cara untuk mengadaptasi dan menggairahkan kategori perangkat antara PC, tablet, dan ponsel. Microsoft kini masih aktif di pasar aplikasi, menyediakan layanan seperti Outlook untuk iOS dan Android. Upaya untuk membangun kembali ekosistem yang diimpikan sekitar Windows Phone tetap ada, bahkan meski lebih tertumpu pada kompatibilitas antara ponsel Android dan PC Windows.
Kegagalan Windows Phone mengingatkan kita bahwa meskipun sebuah perusahaan memiliki sumber daya dan reputasi yang solid, menjelajahi pasar baru dengan cara yang ini tidak selalu mengarah pada kesuksesan. Pelajaran dalam pengembangan produk, pemasaran, dan pengembangan aplikasi yang diperoleh dari pengalaman Windows Phone menjadi bagian berharga dari perjalanan Microsoft ke depan. Walaupun saat ini membawa berbagai aplikasi ke platform yang sudah ada, masih ada rasa keraguan tentang apakah kita akan melihat kebangkitan Windows Phone di masa depan.
Dengan semua ini, satu hal yang jelas: Microsoft mendapatkan pelajaran berharga tentang tuntutan pasar ponsel pintar yang sangat kompetitif, dan meski mereka memiliki rekam jejak yang kuat di sektor lainnya, dunia ponsel merupakan arena yang sama sekali berbeda. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Microsoft untuk kembali mencoba mewujudkan ambisi mereka, jika suatu saat mereka memutuskan untuk kembali ke arena yang sebelumnya mengalahkan mereka.