NASA telah menunjukkan kemampuannya untuk menghadapi tantangan luar angkasa yang kompleks dengan sukses memecahkan masalah yang menghentikan hampir semua komunikasi dengan Voyager 1, wahana antariksa tertua yang masih beroperasi dalam sejarah. Usaha dan kecerdikan tim insinyur mereka telah membuahkan hasil, dengan Voyager 1 kembali mengirimkan data ilmiah dan teknik ke Bumi setelah menghadapi masa-masa sulit.
Kejadian ini dimulai pada November 2023, ketika Voyager 1 tiba-tiba berhenti mengirimkan data yang dapat dibaca. Tim teknik NASA segera menyadari adanya kesalahan dalam sistem, terutama pada salah satu dari tiga komputer yang terdapat di dalam wahana tersebut, yang dikenal sebagai sistem data penerbangan (Flight Data System/FDS). Masalah ini terjadi karena komputer tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan bagian lain dari wahana yang bertugas mengirimkan data melalui pemancar radio.
Memperbaiki masalah tersebut bukanlah pekerjaan sederhana. Teknologi yang digunakan oleh Voyager 1 sudah berusia hampir 50 tahun, jauh dari kemudahan yang kita temui di perangkat modern seperti smartphone. Tim NASA harus menangani komputer yang berjalan pada perangkat lunak usang dan tidak memiliki akses langsung untuk memperbarui perangkat lunak secara instan. Mereka bergandeng tangan, menyisir dokumentasi sistem Voyager 1 dengan teliti untuk menemukan solusi tanpa menyebabkan masalah baru.
Mengidentifikasi Masalah
Proses identifikasi dari masalah hingga perbaikan tuntas memakan waktu hampir delapan bulan. Voyager 1 mengirimkan data ke Bumi melalui sinyal radio yang mengandung satu paket data, yang mencakup informasi yang dikumpulkan oleh instrumen ilmiah di dalamnya, serta informasi teknik tentang kondisi wahana. Pada tanggal 14 November 2023, NASA menyadari bahwa data yang dikirim dari Voyager 1 tak dapat dibaca. Upaya untuk mereset beberapa sistem wahana pada bulan Desember tidak membuahkan hasil.
Setelah beberapa bulan bekerja tanpa lelah, NASA mengumumkan pada bulan Maret 2024 bahwa mereka telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut. Pada tanggal 1 Maret, tim pengendali mengirimkan perintah "poke" ke wahana, meminta perangkat lunak untuk mencoba beragam urutan yang mungkin membantu mengatasi masalah yang telah mereka identifikasi. Respon dari Voyager muncul pada 3 Maret, tetapi decoding memakan waktu, hingga akhirnya mereka menyadari bahwa ini merupakan surat kabar dari sistem memori wahana.
Setelah analisis, pada bulan April 2024, tim menemukan bahwa 3% dari memori FDS telah mengalami korupsi, yang menyebabkan perilaku abnormal. Para insinyur NASA menduga bahwa komponen tertentu dari kode komputer telah gagal berfungsi. Meski demikian, mereka berhasil menemukan solusi.
Menyusun dan Melaksanakan Solusi
Tim NASA berhasil memindahkan berbagai bagian kode ke lokasi lain dalam memori komputer wahana. Pada tanggal 18 April, mereka menguji solusi tersebut dengan mengirimkan hanya sebagian kode yang telah diperbaiki, yang bertanggung jawab untuk pengemasan data teknik ke lokasi baru di dalam memori. Respon dari wahana pada tanggal 20 April menunjukkan bahwa perbaikan tersebut berhasil, dan Voyager 1 kembali mengirimkan data kondisi dan statusnya dengan baik.
Setelah solusi pertama berhasil, perhatian tim pun beralih untuk mengatasi masalah lain, termasuk mengembalikan wawasan ilmiah dari instrumen-instrumen yang masih berfungsi. Pada 17 Mei, perbaikan untuk mengirimkan data dari dua dari empat instrumen berhasil diterapkan, sementara di bulan Juni, peningkatan lebih lanjut meliputi instrumen lain yang terlibat.
Sejarah Singkat Wahana Voyager
Ini bukanlah kali pertama NASA menghadapi kesulitan dengan Voyager 1 yang telah menjelajah luar angkasa selama lebih dari 40 tahun. Misalnya, pada tahun lalu, NASA juga kehilangan kontak singkat dengan Voyager 2. Kedua wahana tersebut, Voyager 1 dan Voyager 2, identik dalam desain dan dilengkapi dengan sepuluh instrumen sains, di mana enam di antaranya pada Voyager 1 telah dihentikan atau dinonaktifkan setelah terbang melewati Saturnus. Kini, kedua wahana tersebut telah menembus heliosfer dan menjadi wahana pertama yang menjelajahi ruang interstellar. Voyager 1 meninggalkan heliosfer pada tahun 2012, sedangkan Voyager 2 menyusul pada tahun 2018.
Sejak diluncurkan, Voyager 1 dan 2 telah menyajikan pemandangan luar biasa dari planet-planet raksasa. Voyager 1 membagikan informasi tentang Angin Matahari dan medan magnet di Jupiter, sementara Voyager 2 juga berhasil mendalami Uranus dan Neptunus, menghasilkan penemuan tentang bulan-bulan planet yang sebelumnya belum terdeteksi. Sebagai pionir dalam pengamatan ruang angkasa, kedua wahana tersebut terus membawa wawasan baru tentang tata surya kita dan lebih jauh lagi ke batas bintang-bintang.
Keberhasilan NASA dalam memperbaiki Voyager 1 dari jarak lebih dari 15 miliar mil dari Bumi bukan hanya sebuah pencapaian teknis, tetapi juga simbol semangat manusia untuk menjelajahi dan memahami alam semesta yang luas dan misterius. Pekerjaan berat ini menunjukkan bahwa bahkan teknologi lama pun, ketika ditangani dengan energi dan dedikasi, dapat membawa kepada kemajuan baru yang menakjubkan dalam ilmu pengetahuan dan eksplorasi luar angkasa.